Administrasi militer Myanmar dan pemerintah dalam pengasingan telah menunjukkan kemungkinan untuk memperpanjang gencatan senjata sebagai langkah mendukung bantuan kemanusiaan setelah gempa bumi besar yang terjadi bulan lalu. Pernyataan ini disampaikan oleh Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, pada Jumat lalu.
Dalam konferensi pers yang digelar di Bangkok, Thailand, setelah kunjungannya selama dua hari, Anwar Ibrahim mengungkapkan bahwa ia telah mendorong kedua belah pihak untuk memperpanjang gencatan senjata demi kemanusiaan. Ia mengatakan bahwa kedua pihak tersebut telah menunjukkan komitmen untuk melanjutkan gencatan senjata, menurut laporan Thai PBS.
Pemimpin militer Myanmar sebelumnya mengumumkan gencatan senjata selama tiga minggu dengan kelompok-kelompok pemberontak pada 2 April setelah gempa bumi besar yang terjadi pada 28 Maret. Gempa tersebut merenggut lebih dari 3.700 nyawa dan menyebabkan ribuan lainnya terluka.
Anwar juga menyampaikan di media sosial Facebook bahwa ia mengadakan pertemuan virtual selama 40 menit dengan U Mahn Win Khaing Than, seorang pejabat dari Pemerintah Persatuan Nasional Myanmar (NUG), yang kini berada dalam pengasingan. Dalam pertemuan tersebut, mereka membahas kebutuhan mendesak bantuan kemanusiaan bagi rakyat Myanmar dan pentingnya memastikan bantuan tersebut dapat diterima oleh mereka yang membutuhkan.
Anwar menambahkan bahwa pejabat pemerintah dalam pengasingan tersebut menunjukkan kesediaan untuk bertemu langsung di Malaysia pada waktu yang tepat. Terpisah, Malaysia juga mengirimkan tim medis yang terdiri dari 69 orang, lengkap dengan peralatan termasuk rumah sakit lapangan, untuk membantu para korban di Myanmar.