Ribuan warga Maroko turun ke jalan pada Minggu, 6 April, untuk menyuarakan solidaritas terhadap rakyat Palestina yang menjadi korban agresi Israel di Gaza. Aksi ini berlangsung di jantung ibu kota Rabat, tepatnya di sekitar gedung parlemen, di mana massa yang memadati lokasi mengibarkan bendera Palestina sambil meneriakkan seruan kebebasan dan kemanusiaan. Mereka pun menuntut diakhirinya blokade yang diberlakukan Israel atas Gaza dan meminta pemerintah Maroko memutus seluruh hubungan diplomatik dengan Tel Aviv.
Unjuk rasa ini digerakkan oleh Front Maroko untuk Mendukung Palestina dan Menentang Normalisasi, yang didukung pula oleh sejumlah organisasi hak asasi manusia lokal. Massa telah mengungkapkan kekecewaan mereka terhadap kesepakatan normalisasi antara Maroko dan Israel yang ditandatangani pada 22 Desember 2020. Menurut para demonstran, kesepakatan tersebut tidak mencerminkan aspirasi rakyat Maroko yang selama ini berdiri teguh bersama perjuangan Palestina.
Aksi solidaritas ini muncul sebagai respons atas meningkatnya serangan Israel yang kembali menggempur Gaza sejak berakhirnya gencatan senjata dua bulan pada 18 Maret lalu. Sejak itu, Israel melakukan serangan udara dan darat yang telah menyebabkan 1.335 warga Palestina tewas dan 3.297 lainnya terluka, menurut laporan dari otoritas kesehatan Gaza. Kondisi diperparah dengan pemblokiran total bantuan kemanusiaan ke wilayah Gaza sejak 2 Maret, membuat situasi kemanusiaan di sana semakin kritis.