Pada 11 November 2024, ketegangan antara Rusia dan Ukraina semakin meningkat dengan dimulainya pertempuran besar-besaran menggunakan drone. Konflik yang sudah berlangsung lebih dari satu tahun ini memasuki babak baru, dengan kedua negara memperlihatkan peningkatan penggunaan teknologi drone dalam pertempuran mereka. Penggunaan drone kini menjadi bagian penting dalam strategi militer kedua belah pihak untuk mendapatkan keuntungan taktis di medan perang.
Rusia dan Ukraina terlibat dalam serangkaian serangan udara yang menggunakan drone canggih, dengan kedua pihak saling melancarkan serangan udara ke wilayah masing-masing. Dalam beberapa hari terakhir, Ukraina meluncurkan serangan besar-besaran menggunakan drone kamikaze ke fasilitas militer Rusia, termasuk pangkalan udara dan depot amunisi. Sebagai balasan, Rusia juga meningkatkan serangan dengan drone di kota-kota besar Ukraina, menargetkan infrastruktur vital seperti jembatan dan jaringan energi.
Penggunaan drone dalam perang ini menggambarkan bagaimana teknologi tinggi semakin mendominasi konflik modern. Drone memungkinkan serangan presisi dengan risiko yang lebih rendah bagi pasukan yang mengoperasikannya. Selain itu, drone juga digunakan untuk melakukan pengintaian dan misi pengawasan, yang memungkinkan kedua belah pihak untuk mengumpulkan intelijen secara real-time. Penggunaan drone telah mengubah taktik perang, dengan serangan yang lebih cepat dan sulit diprediksi.
Serangan drone yang semakin intensif ini menarik perhatian dunia internasional, dengan banyak negara mengutuk eskalasi kekerasan yang terjadi. PBB dan beberapa negara besar menyerukan gencatan senjata, namun hingga saat ini, tidak ada tanda-tanda deeskalasi dari kedua pihak. Ahli militer memperkirakan bahwa penggunaan drone akan terus meningkat, dengan perang semakin berfokus pada teknologi dan serangan jarak jauh, yang berpotensi memperpanjang konflik ini.