Pada 19 November 2024, laporan terbaru menyebutkan bahwa puluhan ribu warga Rusia yang menentang perang di Ukraina telah ditahan oleh pihak berwenang. Penahanan ini terjadi seiring dengan eskalasi konflik yang semakin intens. Sebagian besar dari mereka adalah aktivis dan warga sipil yang menyuarakan ketidaksetujuan terhadap kebijakan perang pemerintah Rusia. Ketegangan semakin memuncak, mengingat semakin banyak orang yang berani tampil di depan umum untuk menentang agresi militer Rusia terhadap Ukraina.
Salah satu nama yang muncul dalam daftar tahanan adalah vlogger populer Anna Bazhutova, yang dikenal karena konten sosial dan politiknya yang kritis. Bazhutova, yang memiliki pengikut besar di platform media sosial, ditangkap setelah mengunggah video yang mengecam kebijakan perang Rusia terhadap Ukraina. Penguasa Rusia semakin keras terhadap individu atau kelompok yang mengkritik operasi militer, dan Bazhutova menjadi simbol perlawanan bagi banyak warga Rusia yang menentang kebijakan pemerintah.
Penahanan massal ini menuai kecaman dari komunitas internasional, yang menilai bahwa Rusia semakin mengekang kebebasan berekspresi. Organisasi hak asasi manusia, termasuk Amnesty International, mengkritik keras tindakan ini dan menyebutnya sebagai pelanggaran serius terhadap hak asasi manusia. Mereka menuntut pembebasan segera terhadap semua individu yang ditahan hanya karena menyuarakan penentangan terhadap perang.
Dengan semakin banyaknya warga Rusia yang ditahan karena menentang perang, situasi di negara tersebut semakin memanas. Sementara itu, ketegangan internasional semakin tinggi, dengan banyak negara yang menyerukan pembebasan aktivis yang ditahan secara sewenang-wenang. Perlawanan terhadap kebijakan perang ini menunjukkan adanya ketidakpuasan besar di dalam negeri Rusia, yang dapat mempengaruhi dinamika politik dalam jangka panjang.