Wakil Menteri Luar Negeri RI, Arrmanatha Nasir, menyerukan pentingnya memperkuat solidaritas dan perdagangan di antara negara-negara berpenghasilan menengah dalam Konferensi Tingkat Tinggi yang berlangsung di Manila, Filipina, pada 29 April. Dalam forum tersebut, Arrmanatha menekankan bahwa di tengah tantangan global seperti meningkatnya persaingan kekuatan besar, proteksionisme, serta ancaman terhadap sistem multilateral, negara-negara berpenghasilan menengah harus mampu mengambil peran strategis untuk menciptakan dunia yang lebih adil, inklusif, dan berkelanjutan.
Ia menyampaikan kekhawatiran jika krisis global ini terus dibiarkan, lebih dari 100 negara berpendapatan menengah yang mencakup sekitar 75 persen populasi dunia akan terjebak dalam middle-income trap. Untuk itu, ia mengusulkan tiga strategi penting: membangun kerja sama konkret melalui platform South-South Cooperation, mendorong reformasi sistem multilateral agar sesuai dengan kebutuhan negara berkembang masa kini, dan memperkuat perdagangan antarnegara berpendapatan menengah yang kini menyumbang lebih dari separuh produk domestik bruto global.
Arrmanatha juga menyoroti keberhasilan Indonesia dalam menjaga stabilitas pembangunan nasional melalui reformasi struktural, pengelolaan fiskal yang solid, dan integrasi prinsip pembangunan berkelanjutan ke dalam kebijakan nasional. Di sela konferensi, ia juga menjalin diskusi bilateral dengan delegasi dari Filipina, Namibia, dan tim UN Development Coordination Office Asia Pasifik untuk memperkuat kemitraan strategis. Keikutsertaan aktif Indonesia dalam konferensi ini menunjukkan peran sentralnya dalam mendorong perubahan global dari perspektif negara berkembang.