Kasus bensin oplosan semakin marak, dengan banyak oknum yang mencampur Pertalite agar terlihat seperti Pertamax demi keuntungan pribadi. Padahal, penggunaan bensin oplosan dapat merusak mesin, membuat performa kendaraan menurun, dan meningkatkan konsumsi bahan bakar. Biasanya, bahan bakar oplosan dicampur dengan minyak tanah, alkohol, atau bahkan air, yang dapat mengganggu proses pembakaran dalam mesin. Sayangnya, masih banyak pihak yang melakukan praktik ini tanpa mempertimbangkan dampaknya bagi para pengguna kendaraan.
Salah satu cara mengenali bensin oplosan adalah dengan memperhatikan warnanya. Setiap jenis bahan bakar memiliki warna khas, seperti hijau untuk Pertalite, biru untuk Pertamax, dan merah untuk Pertamax Turbo. Jika warna bensin tampak lebih pucat, lebih pekat, atau terdapat endapan mencurigakan, kemungkinan besar itu adalah bensin oplosan. Selain itu, aroma bensin juga bisa menjadi indikator. Bensin asli memiliki bau khas yang tidak terlalu menyengat, sedangkan bensin oplosan cenderung berbau lebih tajam, mirip thinner atau minyak tanah, yang menandakan adanya campuran zat lain.
Dampak bensin oplosan terhadap kendaraan cukup signifikan. Mesin bisa menjadi kasar, sulit dinyalakan di pagi hari, atau mengalami tarikan gas yang berat akibat angka oktan yang lebih rendah dari standar. Selain itu, penggunaan bensin oplosan dapat menyebabkan endapan atau kotoran di dalam tangki, yang berisiko menyumbat saluran bahan bakar dan merusak mesin dalam jangka panjang. Jika kendaraan tiba-tiba menjadi lebih boros meskipun cara penggunaannya tetap sama, bisa jadi bensin yang digunakan berkualitas buruk dan tidak terbakar sempurna dalam mesin.
Untuk menghindari kerugian, sebaiknya selalu mengisi bahan bakar di SPBU resmi dan memperhatikan tanda-tanda bensin oplosan. Memilih bensin berkualitas tidak hanya menjaga performa kendaraan tetap optimal, tetapi juga menghindari risiko kerusakan yang dapat menguras biaya perbaikan.