Pada 7 November 2024, Tiongkok menyatakan harapan untuk mencapai “koeksistensi damai” dengan Amerika Serikat (AS) setelah Donald Trump kembali terpilih sebagai presiden dalam Pemilu AS 2024. Dalam sebuah pernyataan resmi, Kementerian Luar Negeri Tiongkok menegaskan pentingnya menjalin hubungan yang stabil dan saling menguntungkan dengan AS, meskipun keduanya sering terlibat dalam ketegangan politik dan perdagangan.
Tiongkok berharap dapat memperbaiki hubungan dagang yang sempat tegang selama masa kepresidenan Trump sebelumnya. Salah satu isu utama yang menjadi fokus adalah perdagangan internasional dan tarif yang diterapkan oleh AS terhadap barang-barang Tiongkok. Meskipun Trump dikenal dengan kebijakan proteksionis, Tiongkok berharap ada kesempatan untuk menurunkan ketegangan dalam sektor ekonomi yang dapat menguntungkan kedua negara. Pihak berwenang Tiongkok menyatakan keinginan untuk menjalin komunikasi yang lebih intensif dengan pemerintahan Trump untuk mencapai kesepakatan dagang yang lebih adil.
Kemenangan Trump dalam pemilu ini diprediksi akan membawa dampak besar pada hubungan bilateral Tiongkok-AS. Selama kampanye, Trump sempat mengkritik kebijakan luar negeri Tiongkok dan menuduh negara tersebut memanipulasi pasar dan mengancam ekonomi global. Meski demikian, Tiongkok tetap menekankan pentingnya dialog dan kerjasama untuk menghindari konfrontasi langsung, yang dapat merugikan kedua negara. Tiongkok juga berharap dapat membangun hubungan yang lebih harmonis meskipun terdapat perbedaan dalam beberapa isu global.
Tiongkok juga berharap hubungan dengan AS dapat difokuskan pada kerjasama di berbagai isu global, seperti perubahan iklim, perdagangan internasional, dan masalah keamanan global. Tiongkok berpendapat bahwa meskipun terdapat perbedaan, kedua negara memiliki kepentingan yang sama dalam menciptakan dunia yang lebih stabil dan damai. Dalam hal ini, Tiongkok menyarankan agar keduanya mencari solusi bersama untuk tantangan-tantangan besar yang dihadapi dunia, seperti ancaman terorisme, perubahan iklim, dan ketegangan di berbagai kawasan.
Di sisi lain, Tiongkok juga menyadari bahwa dinamika politik dalam negeri AS dapat mempengaruhi arah kebijakan luar negeri negara tersebut. Dengan Trump yang kembali terpilih, Tiongkok berharap bahwa kebijakan luar negeri AS akan lebih stabil dan tidak terpengaruh oleh fluktuasi politik domestik yang dapat memperburuk ketegangan internasional. Oleh karena itu, Tiongkok siap menghadapi segala kemungkinan dan berkomitmen untuk menjaga hubungan yang produktif dengan AS, meskipun tantangan yang ada tetap besar.
Tiongkok berharap bahwa dengan kemenangan Donald Trump, kedua negara dapat menciptakan koeksistensi damai yang saling menguntungkan. Meskipun hubungan antara Tiongkok dan AS sering kali tegang, Tiongkok optimis bahwa komunikasi yang terbuka dan kerjasama di bidang ekonomi dan global dapat mengurangi ketegangan dan memperkuat hubungan bilateral. Namun, tantangan besar tetap ada, dan kedua negara perlu menghadapinya dengan diplomasi yang cermat dan kebijakan luar negeri yang bijaksana.