Sebuah kecelakaan udara tragis terjadi di Washington DC, ketika helikopter militer Black Hawk bertabrakan dengan pesawat komersial American Airlines. Insiden yang terjadi pada Rabu malam itu merenggut nyawa 67 orang, termasuk tiga awak helikopter dan 64 orang di dalam pesawat penumpang. Salah satu korban yang menjadi sorotan adalah Kapten Rebecca Lobach (28), seorang pilot helikopter Black Hawk yang sebelumnya pernah bertugas sebagai ajudan sosial di Gedung Putih selama masa kepemimpinan Presiden Joe Biden.
Dalam pernyataan resmi yang dirilis oleh keluarga Lobach melalui militer AS, disebutkan bahwa ia sempat menjadi sukarelawan untuk mendukung berbagai acara di Gedung Putih. “Rebecca pernah bertugas sebagai asisten sosial dan berperan dalam penyelenggaraan berbagai acara kepresidenan, termasuk upacara pemberian medali,” tulis pernyataan tersebut.
Duka Keluarga dan Latar Belakang Militer Lobach
Keluarga Lobach awalnya meminta agar identitasnya tidak dipublikasikan, sebuah permintaan yang cukup jarang terjadi dalam kasus kecelakaan militer. Namun, Angkatan Darat AS akhirnya merilis informasi bahwa Lobach telah menjadi perwira penerbangan sejak 2019 dan telah menerima beberapa penghargaan atas jasanya.
Lobach menyelesaikan pendidikan sarjananya di bidang biologi di University of North Carolina di Chapel Hill dan dikenal sebagai lulusan militer yang berprestasi sebelum bergabung dengan Angkatan Darat.
Selain Lobach, dua anggota militer lainnya yang turut menjadi korban dalam kecelakaan ini adalah Kepala Perwira 2 Andrew Eaves (39) dan Sersan Staf Ryan Austin O’Hara (28), yang bertugas sebagai kepala kru di dalam helikopter Black Hawk tersebut.
Kronologi Insiden dan Dugaan Penyebab Kecelakaan
Tabrakan udara itu terjadi antara helikopter Sikorsky H-60 Black Hawk milik militer AS dengan sebuah pesawat Bombardier CRJ700 yang dioperasikan oleh PSA Airlines, anak perusahaan American Airlines. Kedua pesawat jatuh ke Sungai Potomac setelah bertabrakan di dekat Bandara Nasional Ronald Reagan Washington DC.
Seluruh 64 orang yang berada di dalam pesawat penumpang, termasuk 60 penumpang dan empat awak, dilaporkan tewas. Dengan total 67 korban jiwa, tragedi ini menjadi kecelakaan penerbangan paling mematikan di AS sejak insiden jatuhnya pesawat American Airlines di New York pada November 2001, yang menewaskan 260 orang.
Trump Beri Komentar Kontroversial
Mantan Presiden AS, Donald Trump, ikut angkat bicara mengenai insiden ini. Ia mengaitkan kecelakaan tersebut dengan kebijakan keberagaman, kesetaraan, dan inklusi (DEI) yang diterapkan oleh pemerintahan sebelumnya. Trump juga menyalahkan pilot helikopter atas kecelakaan itu.
“Helikopter itu seharusnya bisa terbang naik atau turun, atau berputar dengan benar. Tapi apa yang terjadi jelas bukan manuver yang tepat,” ujar Trump dalam pernyataannya pada Kamis lalu. Namun, ia tidak memberikan bukti spesifik untuk mendukung klaim tersebut, sementara penyelidikan atas penyebab kecelakaan masih terus berlangsung.
Tragedi ini menjadi sorotan nasional, tidak hanya karena tingginya jumlah korban jiwa, tetapi juga karena latar belakang salah satu korban, Kapten Rebecca Lobach, yang memiliki hubungan dengan Gedung Putih. Penyelidikan lebih lanjut masih dilakukan untuk mengungkap faktor-faktor yang menyebabkan insiden tragis ini.