Jakarta – Dalam pernyataan terbaru, pemerintah Rusia menegaskan bahwa konflik di Gaza terus berlanjut akibat keteguhan posisi Amerika Serikat dan Israel yang dianggap keras kepala. Rusia menyebutkan bahwa upaya diplomatik untuk mencapai gencatan senjata kerap terhambat oleh ketidakfleksibelan kedua negara tersebut.
Rusia menyoroti bahwa kebijakan luar negeri yang dijalankan oleh AS dan Israel semakin memperburuk situasi di Gaza. “Kedua negara ini terus menegaskan posisi mereka tanpa mempertimbangkan dampak yang ditimbulkan terhadap rakyat Palestina. Ini adalah sikap yang tidak dapat diterima dalam konteks kemanusiaan,” ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia.
Situasi di Gaza semakin memburuk dengan meningkatnya jumlah korban sipil dan kerusakan infrastruktur. Rusia menyatakan keprihatinan mendalam atas kondisi kemanusiaan yang dialami oleh warga Palestina. “Kita tidak bisa membiarkan tragedi ini berlanjut. Komunitas internasional harus bersatu untuk mencari solusi yang adil,” tambahnya.
Rusia mengajak semua pihak, termasuk negara-negara di kawasan, untuk melakukan dialog dan negosiasi yang konstruktif. “Kami percaya bahwa satu-satunya jalan keluar dari krisis ini adalah melalui diplomasi. Perang bukanlah solusi, dan kita harus mencari cara untuk mencapai perdamaian yang abadi,” kata perwakilan Rusia.
Sebagai salah satu kekuatan besar dunia, Rusia menyatakan kesiapannya untuk memainkan peran dalam mediasi antara pihak-pihak yang terlibat. “Kami siap untuk menyediakan platform bagi dialog dan mencari jalan keluar yang dapat diterima semua pihak. Perdamaian di Gaza adalah kepentingan bersama,” ungkapnya.
Rusia berharap bahwa dengan mengedepankan pendekatan diplomatik dan kemanusiaan, situasi di Gaza dapat segera pulih. “Kita harus memastikan bahwa kekerasan tidak lagi menjadi pilihan. Semua orang berhak hidup dalam damai,” tutup perwakilan Rusia. Pernyataan ini menunjukkan keinginan Rusia untuk mengubah arah konflik yang berkepanjangan di kawasan tersebut.