Australia tengah mempertimbangkan langkah besar dengan mengikuti jejak negara-negara Eropa dalam mengirim pasukan perdamaian ke Ukraina. Rencana ini memicu reaksi keras dari Rusia, yang langsung melayangkan peringatan serius kepada Canberra terkait konsekuensi dari keputusan tersebut.
Dalam pernyataan resminya, Moskow menegaskan bahwa pengerahan pasukan Australia ke Ukraina dapat berdampak buruk dan membawa konsekuensi besar. Pemerintah Rusia menyatakan bahwa kehadiran pasukan dari negara-negara Barat di wilayah konflik merupakan tindakan yang tidak dapat diterima.
Pernyataan Tegas Rusia: Ini Bukan Ancaman, Tapi Peringatan
Rencana Australia untuk bergabung dalam misi penjaga perdamaian muncul setelah Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, mengusulkan pengiriman pasukan ke Ukraina guna menekan negosiasi damai dengan Rusia. Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, juga menyatakan keterbukaannya terhadap gagasan tersebut dan sedang mempertimbangkan langkah konkret yang akan diambil.
Namun, Kedutaan Besar Rusia di Canberra segera merespons dengan pernyataan tegas.
“Jika Australia memutuskan bergabung dengan Barat dalam koalisi ini, akan ada konsekuensi yang serius. Rusia tidak akan tinggal diam dan hanya menjadi penonton,” tulis Kedubes Rusia dalam pernyataan resminya.
Lebih lanjut, Rusia menegaskan bahwa kehadiran pasukan asing di Ukraina justru berpotensi memperburuk konflik, bukan menciptakan perdamaian seperti yang diklaim oleh negara-negara pendukung rencana tersebut.
“Bagi yang menganggap ini sebagai ancaman, perlu kami tegaskan: ini bukan ancaman, melainkan peringatan. Rusia tidak berniat mencederai warga Australia. Namun, Canberra dapat menghindari masalah ini dengan menahan diri dari tindakan yang sembrono di zona militer khusus,” lanjut pernyataan tersebut.
Tegangan Geopolitik Kian Memanas
Dalam beberapa bulan terakhir, ketegangan geopolitik antara Rusia dan negara-negara Barat terus meningkat, terutama setelah munculnya berbagai inisiatif untuk memberikan bantuan militer kepada Ukraina. Langkah Australia yang mempertimbangkan pengiriman pasukan ini semakin memperkeruh situasi dan bisa menjadi titik panas dalam dinamika konflik global.
Moskow menganggap bahwa dalih “misi perdamaian” hanyalah cara lain bagi negara-negara Barat untuk ikut campur dalam konflik. Jika rencana ini benar-benar terealisasi, bukan tidak mungkin eskalasi ketegangan di kawasan tersebut akan semakin sulit dikendalikan.
Saat ini, dunia masih menanti keputusan final dari pemerintah Australia. Apakah Canberra akan tetap melangkah maju dengan rencananya atau memilih untuk menahan diri demi menghindari ketegangan lebih lanjut dengan Rusia?
Yang jelas, peringatan dari Moskow telah disampaikan dengan sangat jelas.