Presiden Rusia, Vladimir Putin, memberikan pujian kepada Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, dengan menyebutnya sebagai sosok pemimpin yang mampu mengembalikan ketertiban di Eropa. Pernyataan ini disampaikan dalam wawancara bersama jurnalis Pavel Zarubin di saluran televisi Russia-1.
Sejak Trump kembali menjabat sebagai Presiden AS, muncul berbagai spekulasi mengenai kebijakan luar negerinya, terutama terkait perang Rusia-Ukraina yang telah berlangsung hampir empat tahun. Pejabat di Kyiv mencemaskan kemungkinan Trump akan mengambil pendekatan yang lebih lunak terhadap Rusia. Sebelumnya, Trump pernah berjanji akan mengakhiri konflik berkepanjangan tersebut, namun hingga kini belum ada pertemuan resmi antara dirinya dan Putin untuk membahas solusi konkrit.
Hubungan Rusia dan Barat dalam Ketegangan
Seiring dengan semakin intensnya dukungan NATO terhadap Ukraina, hubungan Rusia dengan negara-negara Barat terus memburuk dan berada pada titik terendah sejak era Perang Dingin. Negara-negara anggota NATO tetap berkomitmen memberikan bantuan militer dan keuangan kepada Kyiv, yang semakin memperdalam jurang pemisah antara Moskow dan Barat.
Putin, dalam wawancaranya, menyatakan keyakinannya bahwa Trump akan mampu menata ulang tatanan politik di Eropa. Ia bahkan menggambarkan bagaimana para pemimpin Eropa, yang sempat lebih dekat dengan mantan Presiden AS Joe Biden, akan segera menyesuaikan diri dengan kebijakan Trump.
“Eropa mungkin lebih menyukai Biden, tetapi Trump memiliki pandangannya sendiri tentang berbagai isu, termasuk kebijakan sosial dan diplomasi global,” ungkap Putin. Ia juga menambahkan bahwa kemenangan Trump dalam pemilihan presiden AS sempat mengejutkan banyak pemimpin di Eropa, meskipun sebelumnya mereka cenderung mengikuti arahan dari Washington.
Dialog Moskow dan Washington Masih Tertunda
Pada 20 Januari, Putin secara resmi mengucapkan selamat kepada Trump atas pelantikannya dan menyatakan kesiapan Rusia untuk membuka dialog dengan pemerintahan baru AS. Namun, sebelum itu, Putin sempat mengkritik Biden atas rusaknya hubungan bilateral antara Moskow dan Washington, yang sebagian besar dipicu oleh invasi Rusia ke Ukraina.
Trump, di sisi lain, menyarankan agar Rusia dan Ukraina mencari titik temu dalam menyelesaikan konflik mereka. Namun, pemerintah Kyiv dengan tegas menolak gagasan untuk menyerahkan wilayahnya kepada Moskow, sementara Rusia tetap bersikeras menuntut agar Ukraina membatalkan rencananya untuk bergabung dengan NATO.
Trump sendiri menyatakan bahwa dirinya berencana mengadakan pembicaraan dengan berbagai pihak terkait, termasuk Rusia dan Ukraina, guna mencari solusi yang dapat mengakhiri perang. Meski demikian, masih belum ada kepastian kapan pertemuan tersebut akan berlangsung dan bagaimana pendekatan Trump dalam menangani konflik ini di masa mendatang.
Seiring dengan dinamika politik global yang terus berkembang, perhatian dunia kini tertuju pada bagaimana hubungan antara Trump dan Putin akan membentuk lanskap geopolitik internasional ke depan. Apakah kepemimpinan Trump akan membawa stabilitas baru atau justru memicu ketegangan lebih lanjut, masih menjadi pertanyaan besar yang menarik untuk diikuti.