Tokyo — Perdana Menteri Jepang, Shigeru Ishiba, mengungkapkan rasa terkejutnya terhadap pengakuan baru yang menyatakan bahwa Amerika Serikat menganggap penggunaan bom nuklir di Hiroshima sebagai langkah strategis yang tepat. Pernyataan ini muncul dalam konteks peringatan peristiwa tragis tersebut yang terjadi pada 6 Agustus 1945.
Dalam sebuah konferensi pers, Kishida menekankan bahwa penggunaan bom nuklir di Hiroshima dan Nagasaki membawa dampak yang menghancurkan bagi umat manusia. “Kami sangat terkejut dan tidak dapat memahami bagaimana tindakan tersebut dapat dianggap sebagai hal yang wajar atau strategis,” ujarnya. Pernyataan ini menimbulkan keprihatinan mendalam mengenai pandangan AS terhadap masa lalu yang menyakitkan.
Kishida juga menegaskan pentingnya peringatan akan peristiwa tersebut untuk mencegah terulangnya tragedi serupa. Ia mengajak komunitas internasional untuk lebih memahami konsekuensi dari perang nuklir. “Kami harus terus mengingat dan belajar dari sejarah untuk memastikan bahwa tidak ada lagi generasi yang harus menghadapi kehancuran seperti ini,” tambahnya.
Pernyataan dari PM Kishida mendapatkan respons beragam dari masyarakat Jepang. Banyak yang merasa bahwa pengakuan AS justru menunjukkan kurangnya empati terhadap para korban. “Kami tidak bisa membiarkan sejarah dilupakan, dan kami berharap agar pemerintah mengambil langkah-langkah untuk mencegah penggunaan senjata nuklir di masa depan,” ungkap seorang aktivis perdamaian.
Sebagai negara yang pernah menjadi korban bom nuklir, Jepang memiliki posisi unik dalam diplomasi nuklir global. Kishida berjanji untuk terus berperan aktif dalam mempromosikan disarmament dan mendorong dunia menuju era tanpa senjata nuklir. “Kami akan terus berjuang untuk perdamaian dan keamanan global,” tutupnya.
Pernyataan mengejutkan dari PM Jepang mengenai pandangan AS terhadap penggunaan bom nuklir di Hiroshima membuka kembali diskusi penting tentang dampak perang dan perlunya kesadaran global akan bahaya senjata nuklir. Sejarah harus menjadi pengingat untuk menjaga perdamaian dan mencegah terulangnya tragedi yang sama di masa depan.