Umat Muslim di berbagai negara Arab bersiap merayakan Idul Fitri yang menandai berakhirnya bulan suci Ramadan, meski perbedaan penetapan tanggal perayaan terjadi. Sebagian besar negara seperti Arab Saudi, Qatar, Uni Emirat Arab, Kuwait, dan Bahrain mengonfirmasi bahwa hilal Syawal telah terlihat pada Sabtu, sehingga Idul Fitri akan dirayakan pada Minggu, 30 Maret. Keputusan serupa diumumkan oleh otoritas keagamaan di Palestina, Sudan, dan Yaman. Di Lebanon, Mufti Agung Sheikh Abd al-Latif Drian juga menyatakan bahwa Muslim Sunni di negaranya akan merayakan Idul Fitri pada hari yang sama.
Sementara itu, beberapa negara seperti Oman, Mesir, dan Suriah akan merayakan Idul Fitri pada Senin, 31 Maret, karena hilal tidak tampak di wilayah mereka. Irak, yang memiliki populasi Sunni dan Syiah, juga akan menggelar perayaan pada Senin sesuai dengan keputusan otoritas keagamaannya. Perbedaan dalam penetapan tanggal Idul Fitri ini sering terjadi setiap tahun, tergantung pada metode rukyat (pengamatan hilal) yang digunakan masing-masing negara.
Idul Fitri merupakan salah satu perayaan utama dalam Islam, selain Idul Adha. Hari raya ini menjadi momen kebersamaan bagi umat Muslim di seluruh dunia setelah sebulan penuh menjalankan ibadah puasa. Tradisi seperti shalat Id, berbagi hidangan khas, serta memberikan sedekah dan zakat menjadi bagian dari perayaan ini. Selain itu, Idul Fitri juga menjadi kesempatan bagi umat Muslim untuk mempererat hubungan dengan keluarga, kerabat, dan sesama, serta saling memaafkan atas kesalahan yang telah terjadi di masa lalu.
Meskipun ada perbedaan tanggal perayaan di beberapa negara, makna dan esensi Idul Fitri tetap sama, yakni sebagai hari kemenangan dan kebahagiaan bagi umat Muslim. Semangat kebersamaan dan persaudaraan yang terjalin di hari raya ini menjadi simbol dari nilai-nilai Islam yang menekankan pentingnya kasih sayang, kepedulian, dan kedamaian.