Pada 1 Desember 2024, Iran mengadakan pembicaraan nuklir dengan tiga negara Eropa besar, yakni Prancis, Jerman, dan Inggris. Pembicaraan ini bertujuan untuk memperbarui dan memperdalam dialog mengenai program nuklir Iran yang menjadi perhatian utama dalam geopolitik internasional. Setelah beberapa tahun ketegangan, pertemuan ini menjadi langkah penting untuk mencapai kesepakatan yang dapat meredakan ketegangan antara Iran dan negara-negara Barat.
Pembicaraan ini difokuskan pada upaya pembatasan program nuklir Iran dan memastikan bahwa Tehran mematuhi kesepakatan internasional, termasuk Perjanjian Nuklir 2015 (JCPOA) yang sebelumnya ditarik kembali oleh Amerika Serikat. Prancis, Jerman, dan Inggris sebagai negara-negara signatari JCPOA, berusaha untuk menghidupkan kembali kesepakatan tersebut yang bertujuan untuk mencegah Iran mengembangkan senjata nuklir. Eropa juga berperan dalam memperlancar jalur diplomatik agar ketegangan di kawasan Timur Tengah dapat diredakan.
Salah satu isu utama dalam pembicaraan adalah mengenai komitmen Iran terhadap pembatasan pengayaan uranium dan kewajiban pengawasan oleh Badan Energi Atom Internasional (IAEA). Negara-negara Eropa ingin memastikan bahwa Iran tidak melanggar ketentuan yang telah disepakati dalam perjanjian tersebut. Di sisi lain, Iran menginginkan pelonggaran sanksi ekonomi yang memberatkan rakyatnya, sebagai kompensasi atas komitmen mereka dalam pembatasan program nuklir.
Berbagai pihak melihat pembicaraan ini sebagai langkah positif menuju de-eskalasi ketegangan di kawasan. Namun, skeptisisme tetap ada, mengingat pengalaman masa lalu di mana kesepakatan sering kali gagal tercapai. Meski demikian, pemerintah Iran berharap adanya kemajuan signifikan dalam proses diplomatik ini yang dapat mengarah pada penyelesaian damai atas program nuklir mereka.
Pembicaraan nuklir Iran dengan Prancis, Jerman, dan Inggris menandakan upaya serius untuk mengatasi salah satu isu internasional yang paling sensitif. Meskipun tantangan besar tetap ada, diplomasi ini memberikan harapan baru bagi upaya memperlancar perdamaian dan mengurangi ketegangan internasional. Ke depannya, bagaimana hasil dari pembicaraan ini akan memengaruhi kebijakan nuklir global dan stabilitas kawasan Timur Tengah masih harus dilihat.