Menteri Luar Negeri Spanyol, Jose Manuel Albares, pada Jumat memperingatkan bahwa gencatan senjata di Ukraina tidak boleh menjadi jeda sementara, karena dapat membuka peluang bagi Rusia untuk memulihkan kekuatan militernya. Pernyataan ini disampaikan Albares dalam wawancara bersama saluran televisi Spanyol, La Sexta, saat menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Afrika Selatan. Ia menegaskan komitmen pemerintah Spanyol untuk mendukung terciptanya perdamaian yang adil dan berkelanjutan di Ukraina.
“Perdamaian di Ukraina harus lebih dari sekadar penghentian pertempuran. Kami mendukung perdamaian yang menghormati demokrasi, kebebasan, dan kedaulatan Ukraina, serta mampu bertahan dalam jangka panjang,” ujar Albares. Ia menekankan bahwa gencatan senjata sementara justru bisa memberikan kesempatan bagi Rusia untuk memulihkan kekuatannya dan mempersenjatai ulang pasukannya. Kondisi ini berisiko memicu konflik baru di masa depan, yang dapat kembali mengancam stabilitas kawasan Eropa dan dunia.
Selain itu, Albares juga menanggapi pernyataan Santiago Abascal, pemimpin partai sayap kanan Vox, yang menyalahkan Eropa atas konflik Rusia-Ukraina dalam pertemuan CPAC di Washington, Amerika Serikat. Albares mengecam keras pandangan tersebut dan menyebutnya sebagai sikap yang bertentangan dengan nilai-nilai demokrasi dan solidaritas Eropa.
“Pernyataan semacam ini memalukan dan tidak sesuai dengan semangat persatuan Eropa. Dalam situasi yang genting ini, kita harus tegas menentukan posisi: mendukung Ukraina yang berjuang mempertahankan kedaulatannya atau berpihak pada agresor yang memulai perang ilegal dan tidak dapat dibenarkan,” tegas Albares. Ia menambahkan bahwa dukungan terhadap Ukraina bukan hanya soal geopolitik, tetapi juga wujud solidaritas terhadap perjuangan rakyat Ukraina demi mempertahankan hak dan kebebasan mereka.