Pada 26 Desember 2024, sebuah temuan menarik menunjukkan bahwa banyak pekerja di Singapura merasa enggan untuk menggunakan kecerdasan buatan (AI) dalam pekerjaan mereka. Meskipun perkembangan teknologi AI semakin pesat dan mulai diterapkan di banyak sektor, banyak profesional di Singapura tampaknya masih merasa ragu untuk memanfaatkan teknologi ini secara maksimal. Beberapa survei yang dilakukan di berbagai industri mengungkapkan adanya kekhawatiran terkait reputasi dan kredibilitas profesional mereka jika menggunakan AI.
Fenomena ini menunjukkan adanya ketidaknyamanan di kalangan tenaga kerja Singapura dalam memanfaatkan AI, meskipun teknologi ini seharusnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Banyak pekerja merasa bahwa penggunaan AI bisa menciptakan kesan bahwa mereka tidak mampu menyelesaikan tugas-tugas mereka secara mandiri. Akibatnya, banyak yang memilih untuk menghindari penggunaan AI, meskipun alat ini sudah tersedia dan dapat membantu mereka bekerja dengan lebih cepat dan lebih akurat.
Salah satu penyebab utama ketidaknyamanan ini adalah kekhawatiran akan pandangan rekan kerja dan atasan. Banyak karyawan khawatir bahwa menggunakan teknologi AI akan dianggap sebagai tanda ketidakmampuan atau ketergantungan pada mesin, yang dapat merusak citra profesional mereka. Fenomena ini lebih sering terjadi di sektor yang sangat menghargai keahlian pribadi dan interaksi antar manusia, di mana penggunaan AI bisa dipandang sebagai pengurangan nilai keterampilan individu.
Selain faktor persepsi sosial, minimnya pemahaman tentang manfaat dan potensi AI juga menjadi penghalang utama. Banyak pekerja yang belum sepenuhnya memahami bagaimana AI dapat mendukung mereka dalam pekerjaan sehari-hari, seperti meningkatkan efisiensi, menyederhanakan tugas administratif, atau memberikan analisis data yang lebih akurat. Ketidaktahuan ini membuat mereka merasa canggung atau ragu untuk memanfaatkan AI.
Para pakar menyarankan agar perusahaan dan organisasi di Singapura memberikan pelatihan dan edukasi lebih lanjut tentang penggunaan AI. Dengan pemahaman yang lebih baik mengenai potensi AI, karyawan diharapkan dapat merasa lebih percaya diri dalam memanfaatkan teknologi ini. Program pelatihan yang mengajarkan cara-cara praktis penggunaan AI serta manfaat jangka panjangnya diharapkan dapat merubah persepsi negatif terhadap teknologi ini.
Walaupun AI menawarkan berbagai keuntungan dalam hal peningkatan efisiensi dan produktivitas, rasa khawatir dan enggan untuk menggunakannya masih menjadi tantangan di kalangan pekerja Singapura. Oleh karena itu, perusahaan perlu proaktif dalam memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana AI dapat berfungsi sebagai alat bantu, bukan sebagai pengganti keterampilan manusia. Dengan langkah-langkah ini, diharapkan penerimaan terhadap penggunaan AI dapat berkembang lebih luas tanpa mengurangi rasa percaya diri para karyawan.