Malaysia menyambut baik keputusan untuk mengembalikan keanggotaan Suriah dalam Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). Hal ini disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Malaysia, Mohamad Hasan, dalam Konferensi Tingkat Menteri Luar Biasa OKI yang berlangsung di Jeddah, Arab Saudi, pada Jumat, 7 Maret 2025. Dalam pernyataan resminya, ia menegaskan bahwa Malaysia berharap keputusan ini akan membawa perubahan positif melalui dialog yang lebih konstruktif dengan Suriah. Menurutnya, kerja sama antarnegara Islam merupakan berkah yang dapat memberikan manfaat besar bagi seluruh umat.
Keanggotaan Suriah di OKI sebelumnya dibekukan sejak Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa OKI ke-4 pada tahun 2012. Keputusan ini diambil menyusul meningkatnya kekerasan yang dilakukan oleh rezim Bashar al-Assad terhadap rakyatnya di awal perang saudara. Selama lebih dari satu dekade, hubungan diplomatik Suriah dengan sejumlah negara Islam mengalami ketegangan. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, banyak negara mulai membuka kembali komunikasi dengan Suriah, mempertimbangkan stabilitas kawasan serta kebutuhan akan kerja sama dalam menghadapi tantangan global.
Dalam pertemuan di Jeddah, para perwakilan negara-negara anggota OKI menyetujui resolusi mengenai pemulihan keanggotaan Suriah. Ini menjadi keputusan penting kedua yang dihasilkan dalam konferensi tersebut, setelah resolusi yang berfokus pada dukungan terhadap proses rekonstruksi Gaza. Keputusan ini diharapkan tidak hanya memulihkan hubungan diplomatik dengan Suriah tetapi juga mendorong negara itu untuk lebih terbuka dalam bekerja sama dengan komunitas internasional guna membangun kembali negaranya yang dilanda konflik berkepanjangan.
Konferensi ini dihadiri oleh perwakilan dari 46 negara anggota OKI, dengan 27 di antaranya diwakili langsung oleh menteri luar negeri, termasuk dari Indonesia, Malaysia, Arab Saudi, Maroko, dan Turki. Selain membahas pemulihan status Suriah, pertemuan tersebut juga menyoroti perkembangan gencatan senjata di Gaza yang terus menjadi perhatian utama dunia Islam. Para peserta menyampaikan kekhawatiran mereka terhadap rencana aneksasi yang dapat mengakibatkan pemindahan paksa warga Palestina dari tanah air mereka.
Dalam diskusi tersebut, sejumlah negara menegaskan kembali komitmen mereka untuk terus mendukung rakyat Palestina dalam memperoleh hak-hak mereka. Mereka juga menyoroti pentingnya diplomasi dan tekanan internasional untuk mencegah agresi yang lebih luas serta memastikan perdamaian yang berkelanjutan. Langkah-langkah konkret diusulkan untuk mempercepat rekonstruksi Gaza, termasuk bantuan kemanusiaan dan dukungan finansial dari negara-negara anggota OKI.
Keputusan untuk mengembalikan keanggotaan Suriah ke OKI serta pembahasan mengenai Palestina mencerminkan upaya organisasi tersebut dalam memperkuat solidaritas antarnegara Islam. Meski masih ada tantangan besar di masa depan, keputusan ini menunjukkan adanya harapan baru bagi dialog dan rekonsiliasi di dunia Islam.