Pada 25 November 2024, Jerman menegaskan sikap berbeda dari 124 negara lainnya terkait surat perintah penangkapan yang dikeluarkan oleh Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) terhadap Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. Meskipun ICC mengeluarkan surat perintah ini terkait dugaan kejahatan perang yang dilakukan selama konflik di Palestina, pemerintah Jerman memilih untuk tidak menindaklanjutinya. Keputusan ini menimbulkan kontroversi global, mengingat sejumlah negara telah mendukung eksekusi surat penangkapan tersebut.
Jerman mengklaim bahwa keputusan mereka untuk tidak menangkap Netanyahu berakar pada sejarah dan prinsip politik negara tersebut. Menurut pejabat Jerman, kebijakan luar negeri mereka sangat dipengaruhi oleh sejarah hubungan yang kompleks antara Jerman dan Israel, terutama terkait dengan tragedi Holocaust yang dilakukan oleh rezim Nazi. Jerman menyatakan bahwa hubungan dengan Israel adalah prioritas diplomatik, dan penangkapan Netanyahu bisa merusak hubungan tersebut yang sudah dibangun sejak lama.
Keputusan Jerman ini menuai kritik dari berbagai pihak, termasuk negara-negara yang mendukung ICC dan upaya untuk menuntut pertanggungjawaban atas kejahatan perang. Sebelumnya, lebih dari seratus negara telah menandatangani surat dukungan terhadap ICC yang berupaya mengadili Netanyahu. Namun, beberapa pihak juga menyadari bahwa Jerman memilih untuk menjaga hubungan dengan Israel mengingat sejarah kelam Nazi, yang masih mempengaruhi kebijakan luar negeri Jerman hingga kini.
Sejarah kelam Nazi dan peran Jerman dalam Perang Dunia II terus memengaruhi kebijakan luar negeri negara tersebut, terutama dalam hal hubungan dengan Israel. Bagi Jerman, menjaga hubungan baik dengan Israel adalah bagian dari upaya untuk menebus dosa masa lalu. Keputusan untuk tidak menangkap Netanyahu, meski ada tekanan internasional, menunjukkan betapa beratnya dilema yang dihadapi oleh Jerman dalam menyeimbangkan komitmen internasional terhadap keadilan dengan tanggung jawab moral terhadap Israel.
Keputusan Jerman untuk tidak menangkap Netanyahu meskipun ada surat perintah dari ICC memperlihatkan betapa sensitifnya hubungan internasional dan politik dalam konteks sejarah. Meski ada dukungan kuat untuk ICC, Jerman tetap mempertahankan kebijakan luar negeri yang berbasis pada pengakuan terhadap sejarah masa lalu mereka. Keputusan ini membuka ruang bagi debat lebih lanjut mengenai bagaimana negara-negara mengelola hubungan internasional dalam konteks konflik yang melibatkan kejahatan perang dan hak asasi manusia.