Pada 5 Desember 2024, pemerintah kota Tokyo mengumumkan sebuah kebijakan baru yang cukup revolusioner. Ibu kota Jepang ini akan mulai menerapkan sistem kerja 4 hari seminggu bagi staf pemerintah. Kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan keseimbangan antara kehidupan kerja dan pribadi para pegawai negeri serta meningkatkan efisiensi kerja.
Kebijakan kerja 4 hari seminggu ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan pegawai pemerintah di Tokyo. Para pegawai akan memiliki lebih banyak waktu untuk beristirahat, berkumpul dengan keluarga, atau mengikuti kegiatan lain di luar pekerjaan. Harapannya, dengan beban kerja yang lebih ringan, para pegawai bisa bekerja lebih fokus dan produktif selama hari kerja yang ada.
Dengan berkurangnya hari kerja, pemerintah Tokyo juga berkomitmen untuk meningkatkan efisiensi di tempat kerja. Teknologi digital dan otomatisasi akan dimanfaatkan untuk memaksimalkan hasil kerja dalam waktu yang lebih singkat. Sistem ini diharapkan dapat mengurangi waktu yang terbuang untuk tugas-tugas administratif yang tidak efisien, dan para pegawai akan lebih fokus pada tugas-tugas penting yang membutuhkan perhatian khusus.
Langkah Tokyo ini terinspirasi dari negara-negara lain yang telah lebih dahulu menerapkan sistem kerja 4 hari. Beberapa perusahaan di negara-negara maju, termasuk di Eropa, telah melaporkan hasil yang positif, dengan produktivitas yang meningkat meskipun waktu kerja lebih singkat. Tokyo berharap bisa mendapatkan hasil yang sama, dengan menyesuaikan kebijakan ini dengan kebutuhan administratif kota.
Pemerintah Tokyo berharap bahwa kebijakan ini akan membuat kota tersebut semakin menarik bagi pekerja internasional dan investor. Dengan memberikan kesempatan bagi pegawai untuk memiliki waktu luang yang lebih banyak, Tokyo juga berharap bisa menjadi lebih kompetitif dalam menarik talenta global. Kebijakan ini juga dapat menarik perhatian perusahaan yang ingin menerapkan sistem kerja yang lebih fleksibel.
Walaupun banyak pegawai yang menyambut baik kebijakan ini, beberapa pihak masih mempertanyakan efektivitasnya, terutama dalam menghadapi tuntutan pekerjaan yang tinggi. Namun, sebagian besar pegawai pemerintah Tokyo menyatakan dukungan terhadap kebijakan tersebut, karena mereka merasa lebih diberdayakan untuk mengelola waktu mereka dengan lebih baik.
Dengan kebijakan kerja 4 hari seminggu, Tokyo menunjukkan bahwa mereka siap untuk berinovasi dalam memperbaiki sistem kerja publik. Meskipun masih ada tantangan, langkah ini mencerminkan komitmen pemerintah kota dalam menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat dan efisien. Diharapkan, kebijakan ini dapat menjadi model yang diikuti oleh kota-kota besar lain di dunia.