Insiden yang melibatkan seorang pengemudi mobil LCGC di Bekasi, Jawa Barat, baru-baru ini menjadi viral di media sosial, menarik perhatian banyak pihak. Pengemudi tersebut tidak hanya melawan arah, tetapi juga melakukan aksi kekerasan terhadap seorang pengendara motor, yang semakin memperburuk situasi di jalan. Kejadian ini memicu pertanyaan mengenai perilaku pengemudi mobil murah, khususnya jenis LCGC (Low Cost Green Car) di Indonesia.
Pada 28 Januari 2025, kejadian ini terekam dalam video yang diunggah oleh akun Instagram @infobekasiup. Dalam rekaman itu, sebuah Daihatsu Ayla tampak melaju melawan arah di Jalan KH Mukhtar Tabrani, Bekasi Utara. Saat mencoba memotong jalan yang padat, mobil tersebut hampir bertemu dengan seorang pengendara motor kurir online yang sedang melaju di jalurnya yang benar. Ketegangan pun muncul, dan kedua pengendara sempat berhadapan, memicu peristiwa saling gesekan di jalan.
Pengemudi Ayla yang merasa jalurnya terhalangi kemudian turun dan melakukan kekerasan terhadap pengendara motor. Insiden ini semakin memanas, menyebabkan kemacetan yang cukup parah di sekitar lokasi, hingga warga setempat turun tangan untuk menenangkan keadaan. Aksi pengemudi ini menjadi sorotan publik, dengan banyak yang mempertanyakan sikap arogan yang ditunjukkan di jalan.
Mengapa Kendaraan LCGC Rentan Terlibat Kasus Serupa?
Meskipun tidak semua pengemudi LCGC berperilaku negatif, kendaraan ini sering kali terlibat dalam berbagai insiden lalu lintas. Praktisi keselamatan berkendara, Sony Susmana, menjelaskan bahwa banyak pengemudi LCGC yang sebelumnya adalah pengendara sepeda motor. Kebiasaan buruk yang terbentuk saat berkendara motor sering terbawa ketika mereka beralih ke mobil.
“Sebagian besar pengemudi LCGC berasal dari latar belakang pengendara motor, yang kadang terbiasa dengan perilaku ugal-ugalan. Saat beralih ke mobil, kebiasaan tersebut masih terbawa, padahal mobil jauh lebih besar dan berbahaya,” ungkap Sony.
Pentingnya Etika Berkendara
Sony, yang juga menjabat sebagai Director di Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), menekankan pentingnya etika dalam berkendara, terutama bagi pengemudi LCGC. Pengemudi pemula, katanya, harus selalu mematuhi aturan lalu lintas dan mengontrol diri saat berkendara.
“Selalu pastikan untuk memeriksa kaca spion sebelum pindah lajur, nyalakan sein, dan pastikan jalur kosong sebelum bergerak. Itu adalah hal dasar yang harus dilakukan,” tambah Sony. “Jangan biarkan emosi menguasai saat di jalan. Etika dan kewaspadaan sangat penting untuk menghindari kecelakaan.”
Solusi Mengurangi Insiden Serupa
Sony juga berharap agar kesadaran dan pendidikan mengenai keselamatan berkendara semakin meningkat, terutama bagi pengemudi LCGC. Pengemudi harus belajar untuk beradaptasi dengan kebiasaan baru saat mengemudi mobil dan mematuhi peraturan lalu lintas.
“Jika kita bisa mengubah pola pikir pengemudi dan menanamkan etika serta kewaspadaan, insiden seperti ini bisa diminimalisir,” tutup Sony.
Dengan semakin banyaknya kendaraan LCGC di Indonesia, sangat penting bagi pengemudi untuk menjaga keselamatan dan menciptakan suasana berkendara yang aman dan tertib. Meskipun mobil ini terjangkau, keselamatan harus tetap menjadi prioritas utama di jalan raya.