Nama Casey Anthony kembali mencuri perhatian publik setelah ia mengumumkan keterlibatannya dalam dunia advokasi hukum, dengan fokus utama pada hak-hak perempuan, komunitas LGBTQ+, serta mengenang putrinya yang telah meninggal, Caylee Anthony. Dalam sebuah video yang diunggah melalui akun TikTok-nya @caseyanthony_substack, Casey memperkenalkan dirinya dan mengajak publik untuk mengikuti akun dan newsletter online yang baru saja ia buat. “Saya telah terlibat dalam dunia hukum sejak 2011. Jika saya ingin melanjutkan karier profesional saya di bidang ini, saya harus mulai membela diri saya sendiri dan, yang lebih penting, membela memori putri saya,” ujar Casey dalam video yang direkam dari dalam mobilnya.
Kehidupan Casey Anthony, yang sempat menggemparkan Amerika Serikat pada 2008, kembali menjadi sorotan publik. Kasus tragis yang melibatkan putrinya, Caylee, yang saat itu berusia dua tahun, menarik perhatian nasional setelah dilaporkan hilang. Yang mengejutkan publik adalah fakta bahwa laporan tentang hilangnya Caylee baru disampaikan sebulan setelah kejadian tersebut. Pada Desember 2008, jenazah Caylee ditemukan di sebuah kawasan hutan dekat rumah orangtua Casey di Orlando, Florida.
Kasus ini segera berlanjut ke pengadilan, dan Casey Anthony didakwa atas pembunuhan putrinya. Namun, pada tahun 2011, keputusan pengadilan yang membebaskan Casey dari tuduhan tersebut menuai kontroversi yang besar. Tim pembela Casey berargumen bahwa Caylee meninggal akibat tenggelam secara tidak sengaja, sementara Casey sendiri menuduh orangtuanya terlibat dalam tragedi tersebut. Meskipun dinyatakan tidak bersalah dalam tuduhan pembunuhan, banyak pihak yang masih meragukan keputusan tersebut.
Kini, lebih dari satu dekade setelah kasus tersebut, Casey kembali mencuat ke permukaan dengan fokus baru dalam hidupnya: advokasi hukum. Dalam video terbarunya yang diunggah pada 1 Maret 2025, Casey menjelaskan bahwa ia kini menaruh perhatian pada masalah pelanggaran hak yang melibatkan orang-orang di sekitarnya. Namun, kembalinya Casey ke media sosial justru memicu berbagai reaksi dari publik. Sebuah akun TikTok, @hmblvd, yang mengunggah ulang video perkenalan Casey, mendapatkan beragam komentar kritis.
“Menggunakan kematian putrimu untuk meraih perhatian? Ini sangat memalukan,” tulis seorang warganet. “Bagaimana bisa kau membela hak perempuan setelah membiarkan hak putrimu direnggut begitu saja?” tambah komentar lainnya. Meskipun begitu, akun TikTok baru Casey kini telah mengumpulkan lebih dari 58.000 pengikut, dan videonya telah ditonton lebih dari 3 juta kali.
Selain itu, Casey juga mengajak publik untuk berlangganan platform Substack miliknya, yang menawarkan biaya langganan sebesar 10 dolar AS per bulan (sekitar Rp 164.450) atau 100 dolar AS per tahun (sekitar Rp 1,64 juta). Dalam video tersebut, Casey menyampaikan visinya, “Tujuan saya adalah memberikan suara bagi mereka yang membutuhkan, serta menyediakan alat dan sumber daya yang mereka perlukan untuk memperjuangkan hak mereka.”
Kembalinya Casey ke dunia publik dengan advokasi hukumnya ini jelas menjadi topik hangat yang memicu perdebatan, baik tentang masa lalunya yang penuh kontroversi maupun niat baiknya dalam memperjuangkan hak-hak orang lain. Apakah niat Casey murni untuk membantu, ataukah ia sekadar berusaha mencari pengaruh? Hanya waktu yang akan menjawab.