Washington — Dalam sebuah pertemuan tingkat tinggi yang berlangsung di Washington, pejabat tinggi AS dan Israel membahas rencana untuk menyerang fasilitas minyak Iran. Rencana ini muncul sebagai respons terhadap dugaan aktivitas nuklir dan dukungan militer Iran terhadap kelompok-kelompok yang dianggap sebagai ancaman bagi keamanan regional.
Pertemuan tersebut diadakan di tengah meningkatnya kekhawatiran terhadap program nuklir Iran yang dianggap semakin agresif. Pejabat AS menyatakan bahwa langkah-langkah tegas perlu diambil untuk mengurangi kemampuan Iran dalam memproduksi bahan bakar nuklir. “Kami tidak dapat membiarkan Iran memiliki akses bebas ke sumber daya yang dapat mendukung program senjata mereka,” ungkap seorang pejabat senior.
Menurut sumber yang terlibat dalam pertemuan tersebut, serangan terhadap fasilitas minyak Iran akan menjadi bagian dari strategi militer yang lebih besar untuk menekan ekonomi Iran. Serangan ini diperkirakan akan menargetkan infrastruktur vital yang mendukung pendanaan program-program militer dan nuklir. “Fasilitas minyak adalah jantung ekonomi Iran. Menghancurkannya akan memberikan dampak yang signifikan,” tambah sumber tersebut.
Langkah ini diperkirakan akan memicu reaksi keras dari komunitas internasional, termasuk sekutu-sekutu Iran seperti Rusia dan China. Para analis memperingatkan bahwa serangan semacam itu dapat memicu konflik lebih besar di kawasan Timur Tengah. “Kami harus sangat berhati-hati dalam melaksanakan langkah-langkah ini, karena dampaknya bisa meluas,” kata seorang pakar politik.
Meskipun terdapat risiko, pertemuan ini menunjukkan semakin eratnya aliansi strategis antara AS dan Israel dalam menghadapi ancaman dari Iran. Kedua negara berkomitmen untuk bekerja sama dalam memantau dan merespons perkembangan yang mengancam stabilitas kawasan. “Kami akan terus mendukung Israel dalam upayanya untuk mempertahankan keamanan,” ujar pejabat AS.
Dengan meningkatnya ketegangan di Timur Tengah, langkah-langkah ini menunjukkan bahwa situasi akan terus diperhatikan oleh negara-negara besar, dengan potensi dampak yang besar bagi perdamaian dan stabilitas di kawasan.