Pada tanggal 28 Desember 2024, Turki melaporkan bahwa hampir 31.000 pengungsi Suriah telah kembali ke kampung halaman mereka setelah jatuhnya pemerintahan Presiden Bashar al-Assad. Menteri Dalam Negeri Turki, Ali Yerlikaya, mengungkapkan bahwa angka ini meningkat sekitar 5.000 orang hanya dalam waktu tiga hari. Hal ini menandakan adanya harapan baru bagi banyak pengungsi yang selama ini tinggal di Turki sejak dimulainya perang saudara di Suriah pada tahun 2011.
Sejak awal perang saudara, Turki telah menjadi rumah bagi hampir tiga juta pengungsi Suriah yang melarikan diri dari konflik. Dengan jatuhnya rezim Assad pada 8 Desember 2024, banyak pengungsi merasa bahwa saatnya telah tiba untuk kembali ke tanah air mereka. Kembalinya mereka tidak hanya mencerminkan harapan akan stabilitas di Suriah, tetapi juga keinginan untuk membangun kembali kehidupan yang sempat terputus akibat perang.
Menteri Yerlikaya menyatakan bahwa pemerintah Turki akan memberikan kemudahan bagi pengungsi untuk kembali dengan membuka ‘kantor manajemen migrasi’ di Aleppo, kota kedua terbesar di Suriah. Ini bertujuan untuk memfasilitasi proses pemulangan dan memastikan bahwa pengembalian dilakukan dengan aman dan teratur. Selain itu, pemerintah juga berencana untuk membuka kembali konsulat jenderal di Aleppo dalam waktu dekat.
Kembalinya pengungsi ini juga didukung oleh komunitas internasional yang berharap dapat membantu proses rehabilitasi dan rekonstruksi di Suriah. Namun, tantangan tetap ada, termasuk kondisi keamanan yang belum sepenuhnya stabil dan infrastruktur yang hancur akibat perang. Banyak pengungsi yang khawatir tentang apakah mereka akan dapat menemukan tempat tinggal dan pekerjaan setelah kembali.
Reaksi masyarakat baik di Turki maupun Suriah bervariasi terhadap kembalinya pengungsi ini. Di satu sisi, beberapa warga Suriah menyambut baik kembalinya teman dan keluarga mereka. Namun, ada juga kekhawatiran terkait potensi konflik baru atau ketegangan sosial yang mungkin muncul akibat perbedaan pengalaman dan kondisi hidup selama masa pengungsian.
Kembalinya lebih dari 30.000 pengungsi Suriah ke tanah air mereka setelah kejatuhan Presiden Assad menandai babak baru dalam sejarah negara tersebut. Meskipun tantangan masih ada, langkah ini membawa harapan akan pemulihan dan rekonstruksi di Suriah. Semua pihak kini menantikan bagaimana situasi akan berkembang dan apakah pengembalian ini akan berkontribusi pada stabilitas jangka panjang di kawasan tersebut.